Problem Based Learning di Kampus FKUA

16 November 2008

Oleh Dr.Wirsma Arif | 10:20 PM | ,

Tahun 2004 pada waktu itu Dr Muchlis Hasan menjabat sebagai Dekan FK Unand, membuat suatu keputusan yang penting yaitu merubah metode pendidikan dari sistim kuliah tatap muka ke sistim pendidikan yang berbasiskan masalah (problem based learning ). Saya beruntung sebagai salah seorang dosen muda yang menyaksikan perubahan dan terlibat didalamnya . Penggantian metode ini berjalan secara radikal yaitu tanpa masa transisi dari sistim yang berbasiskan kuliah tatap muka ke sistim PBL.

Dengan sistim PBL dosen bertindak sebagai tutor yang memandu diskusi mahasiswa. Diskusi berjalan berdasarkan masalah yang telah dibuat sebelumnya oleh pengelola blok. Maka timbullah kekikukan baik dosen maupun mahasiswa yang sama - sama belajar. Mahasiswa belajar ilmu kedokteran, sedangkan bapak dan ibu dosen belajar bagaimana menjadi tutor dan instruktur. Untunglah FK Unand dibantu oleh proyek HWS, yang mengirimkan tenaga ahli dari Kanada yaitu Prof Piere Zhang yang bertindak sebagai mentor dalam pelaksanaan PBL sehingga pelaksanaannya makin hari makin lancar. Setelah 5 tahun metode pendidikan berubah, ada beberapa catatan yang hinggap di benak saya yaitu :
  • Metode PBL ternyata telah meruntuhkan sistim kerajaan kecil yang selama ini diperankan oleh bagian karena mahasiswa di pandu oleh blok ( yang terdiri dari beberapa bagian ).
  • PBL membuat mahasiswa berani menyatakan pendapat dan berdiskusi baik dengan sesama teman maupun dengan dosen.
  • PBL telah menyediakan teknologi informasi yang canggih, dan saat ini kampus FK Unand telah dilengkapi hotspot ( gratis untuk seluruh civitas akademik ) dan intranet yang memuat hampir 1000 e-book dan power point kuliah seluruh dosen mulai dari tahun pertama sampai tahun akhir ajaran.
Terus terang, saya sendiri merasa sangat iri dengan fasilitas yang ada pada mahasiswa fk Unand pada saat ini. Dimana fasilitas pelajaran sudah demikian lengkap plus mobil - mobil mewah milik mahasiswa sudah menyesaki kampus, namun demikian bagaimana prestasi yang dicapai mereka ? Apakah sama dengan kita - kita generasi sebelumnya yang masih memakai GL ( goyang lutut ) ke kampus ?? Walahualam !!!

Recent Readers

Followers