Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari, memprotes rencana kebijakan pemerintah, dalam hal ini, Menkes Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, Endang Rahayu Sedyaningsih merubah program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menjadi Jaminan Sosial Nasional (Jamsosnas).
Menurut Siti , semasa dirinya menjadi Menkes KIB Jilid I, program Jamkesmas itu diciptakan, sebagai bukti pelaksaaan kewajiban pemerintah melayani rakyatnya di bidang kesehatan agar rakyat miskin gratis berobat. Akan tetapi, program tersebut, tidak bisa diterima kaum neolib.
“Saya khawatir, kalau perubahan Jamkesmas tersebut menjadi Jamsosnas, cara berkelit pemerintah untuk tidak berpihak kepada kepentingan rakyat lagi. Akan tetapi, kalau program Jamsosnas masih berpihak kepada rakyat, buktikan,” tantang Siti yang juga Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR), saat ditemui Rakyat Merdeka Online di rumah pribadinya, di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
Ia mewanti-wanti, agar jangan sampai ada rakyat miskin yang meninggal dan terlantar, hanya karena tidak punya uang untuk berobat. “Jika program Jamkesmas itu benar-benar dirubah menjadi Jamsosnas, apalagi pengelolaannya melalui asuransi, di mana masyarakat, bakal dikenai biaya Rp 10 ribu pertahun. Jangan salah, uang senilai itu cukup besar bagi rakyat miskin. Kalau nanti untuk mengurus Jamsosnas perlu bayar, saya khawatir di lapangan harganya bisa bergeser, karena ada penetapan harga tidak gratis,” kritik Siti.
Sebelumnya, Endang mengungkapkan, bahwa perubahan Jamkesmas tersebut, seiiring UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). “Dalam kurun waktu lima tahun ini, peraturan tersebut akan berubah menjadi Jaminan Sosial Nasional. Berubah seperti yang digariskan UU,” kata Endang di sela-sela peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Jakarta, baru-baru ini.
Namun, lanjut Siti, kalau sampai Jamkesmas diganti dengan asuransi, saya ingin ucapkan selamat tinggal ideologi kerakyatan, selamat datang neolib di Indonesia.
Selain itu, ada kabar, bahwa harga obat generik mau dinaikkan pada tahun 2010. Kalau harga obat generik ditetapkan pemerintah, sebaiknya pemerintah berpikir dua kali untuk menaikkan harga obat itu. Saat saya jadi menteri, saya malah menurunkan harga kok, tandas Siti.
Source: rakyat merdeka OL
Menurut Siti , semasa dirinya menjadi Menkes KIB Jilid I, program Jamkesmas itu diciptakan, sebagai bukti pelaksaaan kewajiban pemerintah melayani rakyatnya di bidang kesehatan agar rakyat miskin gratis berobat. Akan tetapi, program tersebut, tidak bisa diterima kaum neolib.
“Saya khawatir, kalau perubahan Jamkesmas tersebut menjadi Jamsosnas, cara berkelit pemerintah untuk tidak berpihak kepada kepentingan rakyat lagi. Akan tetapi, kalau program Jamsosnas masih berpihak kepada rakyat, buktikan,” tantang Siti yang juga Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR), saat ditemui Rakyat Merdeka Online di rumah pribadinya, di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
Ia mewanti-wanti, agar jangan sampai ada rakyat miskin yang meninggal dan terlantar, hanya karena tidak punya uang untuk berobat. “Jika program Jamkesmas itu benar-benar dirubah menjadi Jamsosnas, apalagi pengelolaannya melalui asuransi, di mana masyarakat, bakal dikenai biaya Rp 10 ribu pertahun. Jangan salah, uang senilai itu cukup besar bagi rakyat miskin. Kalau nanti untuk mengurus Jamsosnas perlu bayar, saya khawatir di lapangan harganya bisa bergeser, karena ada penetapan harga tidak gratis,” kritik Siti.
Sebelumnya, Endang mengungkapkan, bahwa perubahan Jamkesmas tersebut, seiiring UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). “Dalam kurun waktu lima tahun ini, peraturan tersebut akan berubah menjadi Jaminan Sosial Nasional. Berubah seperti yang digariskan UU,” kata Endang di sela-sela peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Jakarta, baru-baru ini.
Namun, lanjut Siti, kalau sampai Jamkesmas diganti dengan asuransi, saya ingin ucapkan selamat tinggal ideologi kerakyatan, selamat datang neolib di Indonesia.
Selain itu, ada kabar, bahwa harga obat generik mau dinaikkan pada tahun 2010. Kalau harga obat generik ditetapkan pemerintah, sebaiknya pemerintah berpikir dua kali untuk menaikkan harga obat itu. Saat saya jadi menteri, saya malah menurunkan harga kok, tandas Siti.
Source: rakyat merdeka OL