Efek Samping Kemoterapi..(Part 1)

17 December 2008

Oleh Dr.Andika Chandra Putra | 5:10 PM |


Kanker merupakan penyakit yang bukan hanya mempengaruhi pasien sendiri tetapi juga keluarga beserta segala aspeknya. Salah satu pengobatan kanker adalah dengan kemoterapi. Seiring dengan meningkatnya kasus kanker yang mendapatkan kanker maka akan banyak timbul pertanyaan dari pasien dan keluarganya tentang efek samping kemoterapi.Pasti akan banyak pertanyaan akan ditujukan kepada dokter bukan hanya dokter ahli tetapi juga dokter umum. Maka ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang efek samping kemoterapi. Tulisan ini semoga sedikit menambah pengetahuan sejawat.
Pengobatan kanker dapat berupa pembedahan, radioterapi, kemoterapi, imunoterapi bahkan dapat berupa kombinasi dari beberapa modaliti tersebut. Kemoterapi sendiri dapat diberikan sebagai “radical treatment” yang berarti digunakan untuk eradikasi sel kanker dan dapat juga sebagai “palliative treatment”.

Beberapa efek samping yang terjadi pada kemoterapi yaitu :
1.Mual dan Muntah
Keadaan ini paling banyak dikeluhkan pasien yang mendapatkan kemoterapi. Bukan tidak mungkin Mual dan muntah yang tidak terkontrol akan menjadikan pasien menolak pemberian kemoterapi lanjutan. Ada beberapa tips yang perlu dipertimbangkan untuk mengurangi keluhan tersebut seperti
• Pemberian anti emetik. Mulai dari jenis metoklopramideatau domperidone biasanya diberikan pada pasien dengan low risk) sampai golongan 5HT3 antagonist seperti ondansentron. Perlu dipertimbangkan efek samping jangka panjang dari antiemetic tersebut.
• Biasanya ondasentron bekerja lebih efektif bila juga diberikan bersamaan dexametason
• Usahakan mencegah keluhan tersebut sedini mungkin.Jangan menunggu keluhan berat dulu
• Banyak pasien mengurangi keluhan dengan mengurangi makan beberapa saat sebelum dan sesudah kemoterapi.Mungkin 2-3 jam sebelum dan sesudah kemoterapi. Dapat juga mengkonsumsi makanan rendah lemak, daging, gorengan serta banyak minum (sedikit minum tapi sering)
• Banyak keluhan ini terjadi karena stress maka perlu dipertimbangkan mengurangi dengan akupuntur, mendengar musik, melihat pemandangan

2.Hair Loss
Tidak semua obat kemoterapi menyebabkan hair loss. Keluhan ini biasanya timbul setelah 21 hari dari kemoterapi pertama kali. Terbanyak hair loss pada scalp (kepala) tetapi dapat juga pada rambut daerah badan, pubic hair bahkan alis dan kelopak mata. Salah satu usaha mengurangi efek samping kemoterapi pada pertumbuhan rambut adalah dengan scalp cooling. Pertumbuhan rambut kembali mungkin dapat terjadi setelah 6-10 minggu pemberian kemoterapi terakhir. Untuk mengatasi keluhan ini perlu dipertimbangkan memakai rambut palsu atau penutup kepala. Tetapi kita harus membedakan antara alopecia areata dengan hair loss.

3.Hiperurisemia
Efek samping ini tidak terlalu sering terjadi dimana ditandai keadaan toksisiti ginjal disebabkan lisisnya massa tumor yang cepat terutama pada germ cell tumour dan limfoma. Pencegahannya dapat dilakukan dengan meminta banyak minum 24 jam sebelum kemoterapi dan pemberian allupurinol.

4.Diare
Terapi cairan tetap merupakan pilihan terbaik pada pasien diare karena kemoterapi. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi BAB > 4x/24 jam. Pada pasien yang mendapatkan intake cairan 3-4 liter/hari dan antidiare biasanya sudah cukup. Tetapi perlu dipertimbangkan keadaan neutropenia sepsis pada pasien demam, diare, right iliac fossa pain atau severe mucositis.

5.Depresi sumsum tulang dan infeksi
Ini merupakan efek samping yang paling membahayakan. Di Negara maju diperkirakan kematian karena efek samping ini sekitar 0,5% dari seluruh pasien yang mendapatkan kemoterapi. Kalau di Indonesia belum ada data resmi tetapi mungkin jauh lebih tinggi karena perawatan yang belum memadai, sterilisasi yang kurang dll. Depresi sumsum tulang berada pada titik nadir pada 10 hari paska kemoterapi (umumnya). Penurunan ini dapat dikurangi dengan memberikan Growth Factor seperti granulocyte colony stimulating factor dan granulocyte macrophage colony stimulating factor.
Maka bagi para dokter perlu segera memikirkan tentang keadaan neutropenia sepsis bila pasien paska kemoterapi merasa tidak enak (baik merasa demam atau tidak).

Recent Readers

Followers