Sudah kita ketahui bahwa diantara penyebab kematian karena kanker maka kanker paru merupakan penyakit keganasan yang paling mematikan. Ada beberapa alasan kenapa kanker paru paling sering menyebabkan kematian salah satunya adalah penemuan kasus kanker paru pada stadium terminal. Peneliti-peneliti yang tertarik dibidang thoracic oncology terus berusaha untuk menangulangi masalah tersebut.
Salah satunya adalah Avrum Spira, MD, Associate Professor in the Departments of Medicine, Pathology, and Laboratory Medicine at Boston University, and colleagues. Melalui jurnal National Medicine 2007 mengemukan pemeriksaan gene expression sel epitel bronkus yang didapat dari bilasan Bronkoskopi meningkatkan sensitivity dan spesifiti diagnosis menjadi 95%.Pemeriksaan ini sangat menjanjikan terutama pada perokok yang kerentanan untuk jadi kanker paru lebih besar. Tetapi pemeriksaan ini juga dapat menjadi pilihan dokter paru bila menemukan kasus lesi kecil pada rontgen toraks tetapi secara bronkoskopi masih sulit terdeteksi. Maka pengambilan spesimen airway epithelial cells untuk diperiksakan gene expression dapat dilakukan.
Pemeriksaan ini masih menunggu pembuktian lebih lanjut..Kita tunggu..
Bacaan lebih lanjut..
Bhattacharjee A, Richards WG, Staunton J, et al. Classification of human lung carcinomas by mRNA expression profiling reveals distinct adenocarcinoma subclasses. Proc Natl Acad Sci U S A. 2001;98(24):13790-13795.
Spira A, Beane JE, Shah V, et al. Airway epithelial gene expression in the diagnostic evaluation of smokers with suspect lung cancer. Nat Med. 2007;13(3):361-366.